CERITA DI PASAR
Hari ini terasa
sangat menyebalkan setelah seharian di kampus berkutat dengan mata pelajaran
aku pulang, sampai kerumah aku langsung istirahat di sofa badan rasanya capek
semua. Sambil melihat tv. Tiba-tiba ibu datang.
“Ayo antar ibu kepasar” kata ibu.
“aku tidak mau bu”
sahutku. ketika itu aku sangat malas
karena baru istirahat sebentar sudah diajak pergi dan aku memang malas sekali
kalau harus di ajak ke pasar.
“dapurmu ini
kosong kamu nanti malam mau makan apa? Kata ibuku dengan suara yang keras seperti
marah.
“kenapa ibu ngak
belanja di indomaret depan rumah saja? kan lebih dekat” sahutku sambil
tersenyum supaya ibu tidak marah.
“kalau belanja di
indomaret tidak lengkap” kata ibu.Memang ibu lebih suka belanja di pasar
ketimbang di indomaret depan rumah karena memang di indomaret barangnya sedikit
dan kurang memuaskan.
“iya deh kalau
gitu” kataku” aku dan ibu segera bersiap-siap untuk pergi ke pasar dengan naik
motor. Ketika aku dan ibu sudah bersiap-siap mau berangkat di depan rumah suara
adzan berkumandang.
“ayo sholat dulu”
kata ibuku.
“sholatnya nanti saja
bu habis dari pasar” kataku, aku malas karena sudah siap-siap berangkat ke
pasar lalu ibu mengajak sholat dan kembali lagi masuk rumah.
“ayoo” kata ibuku
dengan suara yang agak keras.
Lalu Dengan agak
malas aku mengikuti ibu dan kita pun sholat berjamaah dirumah.Setelah sholat
kita berangkat ke pasar. Dan tak lama kemudian akhirnya Sampai di pasar.
“Aku tunggu di
sini saja bu” kataku. Ketika itu siang hari dan suasananya sangat panas jadi
aku tidak mau ikut ibu belanja. Aku juga tidak suka suasana pasar dengan
situasi keramaian yang penuh sesak dengan suara tawar menawar barang, bahkan
tidak jauh dari suasana becek dan kotor. Jika saja dapur tidak kosong aku tidak
akan mau pergi ke pasar.
“Iya” kata ibuku
singkat
Aku pun duduk di sebelah parkiran yang meemang
tempat duduknya dingin karena berada di bawah pohon. Sambil meminum es. Di
sebelah tempat aku duduk, aku melihat nenek tua dengan membawa keranjang besar
yang berisikan roti, dilihat bawaanya mungkin nenek itu sedang berjualan.
Selain nenek itu ada beberapa orang yang duduk di sini. Satu orang yaitu
seorang TNI saya anggap TNI karena sedang menggunakan seragam TNI. Dan beberapa
anak seusiaku yang mungkin juga sama denganku sedang mengantar ibunya belanja.
Cukup lama aku menunggu hampir satu jam ibu belum datang, aku hanya duduk
disini sambil melihat banyaknyaorang di pasar berjalan untuk belanja.Supaya
tidak diam saja dan bosan Aku pun memulai percakapan dengan nenek disampingku
tadi.
“Maaf, apa nenek
sedang berjualan roti”? Kataku
“iya nak, nenek
sedang berjualan roti”. Kata nenek itu
Lalu aku bertanya
lagi “apa nenek setiap hari berjualan roti di pasar?”
“iya nak setiap
hari nenek berjualan roti seperti ini, biasanya jam segini sudah pulang tetapi
sekarang rotinya masih banyak jadi nenek belum pulang” kata nenek sambil
tersenyum
“wah nenek hebat
sekali masih kuat untuk jualan” sahut TNI tadi
“iya nak kalau
ngak gini nenek mau makan apa” kata nenek
Aku pun bertanya
“maaf nek memang anaknya kemana?”
“anakku sudah lama
tidak pulang ngak tahu pergi kemana” kata nenek sambil merenung
Nenek itu sudah
sangat tua, jalannya saja sudah agak bungkuk ditambah lagi harus membawa barang
jualan. Aku dan orang-orang yang duduk disinihanya terdiam dan aku merasa
kasihan terhadap nenek tersebut. Lalu aku pun ingin membeli rotinya padahal
saat itu aku sedang kenyang dan tidak suka makan roti. Namun karena aku merasa
kasihan lalu aku ingin membeli rotinya.
“nek berapa harga
rotinya?” kataku
“5000 an perbiji
nak nak”jawab nenek dengan singkat
aku pun membeli
beberapa roti tersebut, tiba-tiba suasana disekitar tempat duduk menjadi ramai
karena orang-orang disampingku ikut membeli roti tersebut.
“alhamdulillah
banyak yang beli” kata nenek dengan gembira
Aku pun merasa
senang banyak yang membeli roti nenek tersebut dan rotinya pun hampir habis.aku
membayangkan ibuku seperti itu, aku sekarang merasa menyesal tidak pernah
membantu ibu kalau tidak disuruh, seperti kalau mau pergi ke pasar aku pasti
menolaknya dulu sebelum ibu memaksa.sebenarnya hadirnya ibu dirumah sejak
beberapa minggu ini memang memberi suasana yang berbeda. Suasana rumah yang
dari aku kecil dulu sering ditinggal ibu kerja. sekarang ibu sudah tidak
bekerja lagi dan tinggal bersamaku dirumah.
Aku menunggu lama
tapi ibu tidak datang-datang aku mencoba berfikir positif siapa tau bentar lagi
ibu datang. Tetapi sudah lama aku menunggu ibu tidak datang-datang, pasar sudah
mulai sepi aku mencoba bertannya satu persatu kepada orang disekitar pasar.
Mulai dari penjaga toko, penjual makanan sampai tukang ojek. Tetapi hasilnya
nihil, tidak ada orang yang melihat ibuku. Penampilan ibu sangat mencolok aku
takut terjadi apa-apa.waktu ibu pergi tadi tangan dan lehernya dipenuhi
perhiasan. Aku membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang menimpa ibu. Aku
mulai lelah, keringat sudah memenuhi tubuhku bajuku sampai basah lalu aku
mencari kesana kemari mengelilingi pasar tapi masih belum bertemu ibu. Bodohnya
tadi aku tidak mengingatkan ibu untuk tidak memakai perhiasan dipasar. Aku
terus mencari sambil membayangkan kemungkinan terjadinya kejahatan terhadap
ibuku.
“ibu dimana ?
ibu...” teriaku keras
Bodoh
BalasHapus